Acehtoday.com, Banda Aceh – Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Aceh Rosi Malia dalam audensi dengan Plt Kadis Perindag Aceh Muslem Yacob SAg MPd, menyatakan pemerintah Aceh segera keluar dari lingkaran mafia perdagangan yang merugikan dunia usaha di Aceh. Banda Aceh, Kamis 31 Oktober 2019.
Rosi menjelaskan, terkait harga-harga hasil komoditi di Aceh selama ini masih ditentukan oleh broker-broker dari Medan. Disisi lain, petani di Aceh menjadi sangat ketergantungan dengan praktek ekonomi para tengkulak tersebut.
“Jadi persoalan mendasarnya petani di Aceh tidak mendapatkan nilai tambah dari hasil pertanianya, kita hanya menjadi seperti pekerja saja.” Kata Rosi.
Rosi menambahkan, pemerintah dan pelaku usaha di Aceh hendaknya segera mensosialisasikan ke petani di Aceh agar hasil komoditi Aceh tidak lagi keluar melalui jalur Medan. Dengan begitu katanya, komoditi andalan Aceh dapat di salurkan ke berbagai negara langsung dari pelabuhan bongkar muat di Aceh.
Dalam pertemuan tersebut Muslem Yacob SAg MPd menyatakan akan segera melakukan langkah-langkah strategis guna menyikapi keluhan pengusa di Aceh. Selain itu, menurutnya pemerintah Aceh juga akan melakukan koordinasi dengan steak holder terkait.
Menurut Muslem Yacob SAg MPd, pemerintah Aceh telah melakukan terobosan-terobosan strategis terkait upaya memangkas mafia perdagangan di Aceh.
Menurutnya, menghadapai industri 4.0 pemerintah Aceh terus mengenjot upaya menurunkan angka kemiskinan dan penganguran di Aceh dengan membuka peluang investasi dan membuka kembali jalur ekonomi tol laut.
Pada Kamis 17 Oktober 2019, Plt Gubernur Aceh, H Nova Iriansyah resmi melepas Kapal Mekong Trans berbendera Vietnam menuju India di Pelabuhan calang, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya. Proses ekspor CPO dari Pelabuhan Calang sebagai salah satu pelabuhan pertama yang melayani ekspor CPO di Aceh. Hal itu menjadi awal dimulainya sekaligus menandai era baru perdangan dunia dari Aceh.[]
